Model performa Subaru, WRX dan BRZ, mengalami penurunan penjualan yang nyata, memicu kekhawatiran di kalangan penggemar tentang masa depan kendaraan menarik ini. Meskipun situasinya rumit dan dipengaruhi oleh faktor ekonomi yang lebih luas, tidak dapat disangkal bahwa kurangnya permintaan turut berkontribusi terhadap penurunan ini.
Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kemerosotan Penjualan
Beberapa tren utama berperan dalam penurunan penjualan baru-baru ini. Seperti kebanyakan industri otomotif, Subaru menghadapi tantangan kenaikan harga kendaraan. Model dasar WRX, misalnya, mengalami lonjakan harga hampir $10.000 sejak versi generasi kedua diperkenalkan pada tahun 2022. Peningkatan signifikan ini membuat WRX kurang dapat diakses oleh pembeli potensial.
Selain harga, peralihan yang lebih luas ke arah crossover dan SUV berdampak signifikan terhadap penjualan mobil yang berorientasi pada performa. Konsumen semakin mengutamakan kepraktisan dan ruang kargo dibandingkan handling yang sporty, sehingga mengurangi permintaan akan model seperti WRX dan BRZ.
Absennya Subaru STI generasi baru—varian performa tinggi yang ditunggu-tunggu para peminat—juga turut berperan. Kesenjangan ini meninggalkan kekosongan dalam jajaran Subaru dan mungkin menghalangi beberapa pembeli untuk membeli WRX saat ini.
Selain itu, fokus strategis Subaru pada model-model baru seperti Forester dan Outback menciptakan efek riak. Perusahaan secara aktif membersihkan banyak dealer untuk memberi ruang bagi crossover populer ini, yang berpotensi berdampak pada ketersediaan dan visibilitas WRX dan BRZ. Pengenalan model hybrid Crosstrek dan Outback 2026 semakin memberikan insentif kepada pembeli terhadap SUV ini, sehingga berpotensi mengurangi minat terhadap model performa tinggi. Model Wilderness Subaru, dengan gayanya yang kokoh, juga populer, berpotensi menjauhkan pelanggan dari WRX dan BRZ yang lebih tradisional.
Penjualan BRZ Menunjukkan Tanda-tanda Kelemahan
Meskipun WRX mengalami penurunan yang lebih tajam—penjualan turun 41% year-to-date pada tahun 2025—BRZ juga mengalami kemerosotan. Penjualan year-to-date turun lebih dari 8%. Jika dilihat lebih dekat angka penjualan pada bulan Oktober 2024 menunjukkan tren yang mengkhawatirkan: hanya 182 unit terjual dibandingkan 365 unit pada bulan yang sama tahun sebelumnya. Meskipun akhir tahun biasanya bukan waktu yang tepat untuk membeli mobil sport, penurunannya cukup besar. Calon pembeli BRZ mungkin menunggu kedatangan model generasi berikutnya, sehingga semakin menunda penjualan.
Tantangan “Keterjangkauan”
Menurunnya permintaan terkait dengan definisi “terjangkau” yang terus berkembang. Untuk tahun 2026, Subaru menghilangkan trim dasar BRZ, yang berarti harga masuknya sekarang melebihi $37.000. Meskipun masih ada kendaraan yang mendekati kisaran harga $30.000, kenaikan harga kendaraan secara keseluruhan mempersulit pembenaran pembelian, bahkan bagi para penggemar yang ingin mendukung merek yang mereka hargai. Hal ini menyoroti tren yang lebih besar dimana model yang dapat diakses secara tradisional pun menjadi semakin mahal, sehingga membuat pembeli potensial tersingkir.
Definisi “terjangkau” berubah dengan cepat, sehingga berdampak pada permintaan bahkan terhadap kendaraan yang secara tradisional dianggap dapat diakses oleh para peminatnya.
Penurunan penjualan WRX dan BRZ menandakan interaksi kompleks antara tren pasar, kenaikan biaya, dan pergeseran preferensi konsumen. Mempertahankan model-model ikonik ini bergantung pada memastikan bahwa model-model tersebut tetap diminati dan dapat dijangkau oleh audiens inti mereka. Situasi saat ini menekankan keseimbangan antara memenuhi permintaan konsumen dan mempertahankan daya tarik kendaraan yang berorientasi pada performa di pasar yang semakin didominasi oleh SUV.






















