Pasar mobil bekas, setelah periode volatilitas ekstrem yang disebabkan oleh kelangkaan produk akibat pandemi, kini mengalami perlambatan dalam kecepatan penjualan. Ketika harga terus meningkat, konsumen membutuhkan lebih banyak waktu untuk mengambil keputusan pembelian. Tren mengejutkan telah muncul: kendaraan listrik (EV) kini lebih cepat terjual di dealer dibandingkan mobil bertenaga bensin tradisional.
Melambatnya Penjualan Mobil Bekas
Data dari Edmunds menunjukkan bahwa rata-rata kendaraan berusia tiga tahun menghabiskan 41 hari di dealer pada kuartal ketiga tahun 2025. Hal ini menandai laju “hari-hari” paling lambat sejak tahun 2017, sebuah tanda yang jelas bahwa pembeli menjadi lebih berhati-hati. Pendorong utamanya adalah kenaikan harga transaksi yang terus berlanjut, yang mencapai rata-rata $31,067 pada Q3 tahun 2025 – melonjak lima persen dari tahun sebelumnya dan hampir $10,000 lebih tinggi dibandingkan tahun 2017.
Kenaikan harga ini memaksa pembeli untuk mempertimbangkan pilihan mereka dengan hati-hati, membandingkan model bekas dengan mobil baru yang sering kali disertai insentif dan jaminan. Terakhir kali harga mobil bekas melebihi $30.000 adalah pada tahun 2022, saat puncak kelangkaan di era pandemi. Kini, dengan normalisasi rantai pasokan, pembeli mengambil pendekatan yang lebih hati-hati.
EV Memimpin Serangan
Meskipun terjadi perlambatan secara keseluruhan, EV berlawanan dengan tren. Rata-rata kendaraan tersebut hanya bertahan selama 34 hari di dealer, jauh lebih cepat dibandingkan kendaraan berbahan bakar bensin (43 hari), hybrid (40 hari), dan bahkan plug-in hybrid (47 hari). Hal ini menunjukkan bahwa kendaraan listrik semakin diminati pembeli mobil bekas.
Nilai dan Permintaan Penggerak Jarak Tempuh
Daya tarik kendaraan listrik bekas berakar pada proposisi nilainya. Mereka biasanya memiliki jarak tempuh yang lebih rendah (rata-rata 35.661 mil) dan berada dalam kisaran harga yang lebih terjangkau: hampir dua pertiga dari kendaraan listrik berusia tiga tahun dihargai antara $20.000 dan $30.000. Sebaliknya, hanya 42 persen dari seluruh kendaraan bekas yang termasuk dalam kisaran ini.
Selain itu, kendaraan listrik bekas sering kali menunjukkan lebih sedikit keausan, dengan sekitar 66 persen memiliki jarak odometer kurang dari 40.000 mil. Kombinasi keterjangkauan, jarak tempuh yang lebih rendah, dan manfaat lingkungan mendorong permintaan.
Persediaan Terbatas, Minat Meningkat
Meskipun hanya menyumbang 1,6 persen dari total inventaris bekas, kendaraan listrik mendominasi segmen dengan penjualan tercepat. Delapan dari 19 kendaraan berusia tiga tahun dengan penjualan tercepat pada Q3 2025 adalah kendaraan listrik. Model seperti Hyundai Ioniq 5, Volkswagen ID.4, dan Ford Mustang Mach-E menawarkan penghematan besar dibandingkan dengan harga baru, dan sering kali menurunkannya hingga lebih dari $25.000.
Namun, menemukan kesepakatan ini bisa menjadi tantangan karena terbatasnya ketersediaan. Meskipun beberapa mobil ICE seperti Toyota GR Supra dan Lexus NX 350h memiliki nilai yang baik, kendaraan listrik jelas mendapatkan momentum di pasar bekas.
Peralihan ke kendaraan listrik bekas mencerminkan tren yang lebih luas: konsumen menjadi lebih sensitif terhadap harga dan sadar lingkungan. Seiring dengan semakin matangnya teknologi kendaraan listrik dan pasokan yang meningkat, tren ini kemungkinan akan semakin cepat.






















